Sore yang penuh dengan beban yang membuat kepalaku terasa berdenyut dan sakit setelah melewati 2 mata kuliah yang cukup menguras pikiran (sebenernya mata kuliah Akuntansi Pajak doank dink, hehee..). Aku berjalan pulang ke kosan setelah membeli sebungkus nasi rames di warung makan langgananku. Lumayanlah buat mengganjal perut yang lapar dan kepala senut2.
Sore yang panas itu membuat kamarku menjadi seperti oven, sangat panas dan bikin gerah. Mana kipas rusak, hmm.. lengkap sudah pendertiaanku.. Ya sudahlah, kuputuskan buat nonton beberapa film dari temenku yang belum sempat ku tonton. Hachiko : A Dog's Story.
Film yang menceritakan tentang kesetiaan seekor anjing terhadap majikannya ini berhasil membuat mataku sembab gara2 nangis terus sepanjang film. Bener2 menyentuh. Film ini mengajarkan tentang arti sebuah kesetiaan dan rasa cinta kasih sayang antara hewan peliharaan dengan tuannya. Film pertama digarap di Jepang pada tahun 1987 dengan judul Hachiko Monogatari. Diangkat dari kisah nyata kehidupan Hachiko, seekor anjing ras Akita Inu asli Jepang. Hachiko lahir di Odate, Jepang tanggal 10 November 1923 dari induk bernama Goma-go dan anjing jantan bernama Ćshinai-go, namanya sewaktu kecil adalah Hachi. Tahun 1924, Profesor Hidesaburo Ueno yang mengajar di bidang pertanian membawanya ke Tokyo dan memelihara Hachiko. Setiap hari mereka selalu pergi bersama-sama. Hachiko selalu menemani Profesor Ueno ke stasiun kereta Shibuya untuk pergi mengajar di kampus, dan pada sore hari Hachiko kembali datang ke sana untuk menanti majikannya pulang.
Pada 25 Mei 1925, Profesor Ueno terserang stroke fatal saat mengajar, ia pun meninggal dunia. Hachiko yang tidak mengetahui hal itu tetap datang menjemput majikannya di stasiun Shibuya dan menunggu dengan sabar meskipun Profesor Ueno tidak akan datang lagi.
Akhirnya istri Profesor Ueno memberikan Hachiko ke saudara untuk dirawat, tetapi Hachiko selalu melarikan diri dan datang kembali menunggu kehadiran Profesor di depan stasiun Shibuya setiap sore. Lama-kelamaan, pengguna kereta yang lain mulai memperhatikan kehadiran Hachiko yang selalu ada di sana pada jam yang sama, yaitu jam kedatangan kereta sore. Mereka sebelumnya sudah sering melihat Hachiko, mereka tahu bahwa Hachiko adalah anjing milik Profesor Ueno. Akhirnya mereka pun merasa kasihan dan memberikan makanan dan minuman bagi Hachiko selama ia menunggu.
Hachiko terus menunggu kedatangan Profesor Ueno setiap sore sampai 10 tahun kemudian. Akhirnya pada tahun 1935, Hachiko pun meninggal di depan stasiun Shibuya, tepat saat kedatangan kereta sore, di tempat di mana ia selalu setia menunggu Profesor Ueno untuk pulang bersama. Hachiko dimakamkan bersebelahan dengan makan Profesor Ueno.
Pada bulan April 1934, Pemerintah Jepang mendirikan patung Hachiko yang terbuat dari bahan perunggu tepat di depan stasiun Shibuya sebagai perlambangan kesetiaan seekor anjing kepada majikannya. Namun pada masa PD II, patung tersebut dilebur untuk keperluan perang. Akhirnya pada tahun 1948, Takeshi Ando, yang merupakan anak dari seniman pembuat patung Hachiko yang pertama, kembali membuat patung tersebut.
Selain itu, patung yang sama juga didirikan di Odate, kota kelahiran Hachiko. Patung/boneka berisi kapas yang identik dengan Hachiko pun dibuat dan sekarang berada di Japan's National Nature and Science Museum. Pemerintah dan rakyat Jepang sangat menghargai dan sering kali mengambil contoh loyalitas Hachiko dalam segala perbuatan mereka sehari-hari.
Pada bulan Mei 1994, Japan's Culture Broadcasting Network memutarkan rekaman yang berisi suara gonggongan Hachiko yang dahulu sempat terekam. Mereka menggunakan teknologi laser untuk memperbaiki rekaman yang sudah parah kondisinya tersebut. Rakyat Jepang akhirnya dapat mendengar suara Hachiko setelah 59 tahun kematiannya.
Saat ini, setiap tanggal 8 April, rakyat Jepang selalu memperingatinya sebagai Hari Hachiko, hari di mana manusia bisa mencontoh sikap setia seekor anjing dalam kehidupan sehari-hari.
Begitu besar pengaruh yang dibawa oleh Hachiko dalam masyarakat. Kesetiaan bagi seekor anjing pasti akan sangat berbeda dengan manusia. Namun, kita sebagai manusia dapat mencontoh sifat kesetiaan anjing tersebut. Apalagi terhadap agama, keluarga, dan kekasih :)
So, semoga film ini memberikan banyak pengajaran bagi kita semua, terutama bagi yang tidak atau belum memahami dengan pasti apa itu "KESETIAAN"
BISNIS ONLINE Terpercaya dan Menguntungkan.
JIKA BERMINAT, silakan KLIK BANNER DI BAWAH INI, lalu isikan NAMA dan EMAIL VALID ANDA di subscriber nanti untuk info lebih lengkap
0 komentar:
Posting Komentar