Jumat ini adalah hari kelima kepergian teman baikku, Riyanti. Gadis cantik yang aku kenal sejak kelas 1 SD itu ternyata meiliki tanggal lahir yang terpaut 1 tahun 2 hari denganku. Kami sama2 lahir di bulan Agustus, berzodiak sama, dan hampir memiliki sifat yang sama. Dan bisa dikatakan mungkin rival kelas yang cukup tangguh selama 8 tahun (itu yang kamu katakan 2bulan sebelum kamu pergi, Yan :p). Kenapa 8 tahun?? Karena kami melanjutkan ke SMP yang sama, dan masih bisa 1 kelas selama 2 tahun, kelas 1 dan kelas 3.
Riyanti aku kenal sebagai pribadi yang cuek, tapi bisa melihat dan merasakan (istilahnya memperhatikan keadaan sekitar tentang teman2nya, walaupun ga pernah diungkapkan). Dia keras kepala, egois, dan banyak lagi yang semuanya adalah hampir sama dengan sifatku. Mungkin itu disebabkan karena kami sama2 berbintang Leo, hahaha. Dulu sering banget tengkar dengannya. Sering dibikin jengkel sama dia. Entah itu karena beda pendapat pas ngerjain soal, mendebatkan sesuatu yang hasil akhirnya harus sesuai dengan ego masing2. Sebenernya sih ga perlu ngotot, karena setiap orang memiliki pendapat yang berbeda-beda. Sampai dulu aku pernah berucap tidak akan merasa kehilangan teman seperti dia! Walaupun akhirnya baikan lagi. Aku msh inget betul gimana dulu aku kesel banget sama dia. Tapi, itulah indahnya pertemanan...
Saat SMA aku berpisah dengannya. Dan saat itu sempat hilang komunikasi, tapi ya ga hilang banget siy, cm dulu dia belum pegang hape jadinya susah buat komunikasi terus. Dan setelah lulus SMA, ga tau emang itu sudah digariskan Allah SWT, atau memang pilihan kami. Dia langsung berangkat ke Bekasi untuk mencari pekerjaan. Dan ga lama, setelah lebaran aku tergiur dengan gaji yang dia peroleh yang pernah dia ceritakan kepadaku. Jaman dulu ya, namanya masih lulusan SMA, denger gaji 1juta lebih sebulan aja udah heboh, coz belum pernah bro megang duit sebanyak itu! hehee.. Ya sudahlah, akhirnya abis lebaran aku ngikut dia ke Bekasi buat nyari kerja. Berangkat bareng 1bis. Duduk satu bangku, dan sempat ikut tidur di kosannya. Sampai akhirnya aku pindah ke rumah Budheku, dan mendapatkan pekerjaan di Jakarta. Dan saat itu jadi jarang ketemu dengannya. TApi, kadang aku sempatkan buat main ke Bekasi ke rumah Budheku, dan juga buat nengok Yanti. Karena di perantauan gda teman satu kampung selain dia yang udah aku kenal sejak kecil. jadi sedih ;((
Udah satu tahun berjalan. "Aku mau lanjut kuliah di sini Yan, di Jakarta. Ada kesempatan beasiswa, aku mau nyoba." Saat itu aku membuka percakapan saat main ke kosannya. Dia mendengarkan rencana2ku, dan dia pun menceritakan sesuatu yang dia simpen sendiri setelah ngelamar kerja di tempat kerja lain. Dia memberitahuku bahwa dia ga diterima di tempat kerja itu karena alasan kesehatan. Tempat kerja itu melakukan serangkaian tes termasuk tes kesehatan buat calon karyawannya. Dia bilang kalo di saluran paru2nya terdapat benjolan. Dia juga cerita kadang merasa sesak. Dia cerita itu juga sambil nangis. Aku mendengarkan dan menyarankan untuk tidak terlalu sering menggunakan kipas angin, jangan sering tidur di lantai dan jaga pola makan. "Udah cerita ke orang tua?" Dia menggeleng, dia ga mau cerita ke orangtua, melihat kondisi ekonomi yang tidak memungkinkan untuk biaya berobat. Aku bingung harus gimana menghadapi situasi seperti ini, melihat temanku dalam keadaan seperti itu. Aku hanya bisa mencoba untuk menguatkan dan memintanya untuk tabah.
Setelah aku kuliah di Jakarta, kami jadi jarang komunikasi an bertatap muka. Hanya melalui pesan singkat. Hingga akhirnya alumni SMP mengadakan jalan2 bareng, baru saat itu aku kembali bertemu dengannya. Dia tambah kurus. Tapi aku seneng bisa ketemu lagi dengannya.
Dan waktu pun berlalu, dua tahu... Dia sakit, dan harus dirawat di rumah sakit. Aku melihat statusnya di facebook, dan juga status kakaknya. Aku khawatir, perasaanku tidak enak dan teringat dua tahun lalu ketika dia menceritakan tentang benjolan di saluran paru2nya. Tapi, herannya dia masih tetep biasa, walupun batinnya kau tidak tau. Dan setelah kurang lebih 1minggu dia keluar dari rumah sakit. Dan mggu berikutnya ketika aku di rumah, dia main dan masih seperti dulu. Dan aku melihat dia baik2 saja. Aku senang.
Dua bulan berlalu. Saat ini sudah memasuki bulan Januari 2012. Kabar terakhir yang aku peroleh darinya adalah saat itu dia berada di Surabaya, di tempat kakaknya. Dan hal itu semakin membuatku tenang, karena aku yakin dia sudah baik2 saja. Tapi, tidak dengan saat itu.. Tetangga samping rumahnya hajatan pernikahan. Dia pun masih sempat untuk bantu2. Tapi, tidak hingga malam hari, Sakitnya kembali kambuh. Kabar yang aku dapatkan, dia sempat batuk darah saat hendak minta makan ke ibunya. Dan dia langsung dilarikan ke rumah sakit. Tapi, belum ada seperempat perjalanan, dia tidak bisa menolak maut.. Dia tidak bisa lagi menahan sakit yang dia derita di paru2nya. Dia tidak dapat lagi berjuang.. Dan dia pergi untuk selama-lamanya...
Aku shock mendengar kabar tentang itu.. Dan saat itu aku masih berada di Jakarta untuk ujian. Aku bimbang antara pulang dan tidak. Aku hanya bisa meratapi kepergian temanku di sudut kamar kosan. Aku kehilangannya. Bahkan di saat2 terakhir aku tidak bisa bertemu dengannya.. Dan sekarang aku sudah tidak bisa lagi untuk bertemu dengannya... Dia sudah pergi... Teman baikku sejak kecil menutup mata dari dunia untuk selamanya...
Aku selalu mengingat kenangan dengannya. Dari SD, SMP, dan sekarang. Dia tetap menjadi teman yang selalu ada di hatiku. Yang saat ini dapat aku lakukan hanyalah mengirim doa untuk sedikit menerangi jalannya seorang diri. Aku akan tetap menyayangimu, Riyanti.. You always in my heart.. :)
0 komentar:
Posting Komentar